Mengetahui bahwa saya akan tinggal di Bawean untuk tiga bulan, saya menyiapkan kit kupu-kupu segera setelah saya berencana untuk megambil kesempatan ini untuk mengeksplorasi dunia kupu-kupu dan ngengat (Lepidoptera) di bagian dunia yang lain. Saya mengemas setiap peralatan ketika kami meninggalkan Belanda, termasuk sebuah jaring dan perangkap cahaya dengan lampu 250 watt. Perjalanan dengan pesawat, mobil, angkot, kereta, skuter, dan kapal serta banyak orang yang membawa koper-koper saya membuat saya kuatir setiap saat pada kondisi lampu. Untungnya, lampu itu masih berfungsi ketika kami sampai. Bagaimanapun juga, ketika kami memasang perangkap cahaya, lampu itu selalu mati dan tidak dapat menyala lebih dari 5 menit. Kami membutuhkan beberapa saat sebelum kami menyadari bahwa potensial listrik di Bawean hanya 190 volt, sementara yang dibutuhkan adalah 220 volt. Pak Nur (tuan rumah kami di Bawean) menyelesaikan masalah itu dengan sebuah adapter dan akhirnya kami dapat mengumpulkan beberapa ngengat.
Satu-satunya masalah yang tersisa adalah tidak terdapat banyak ngengat. Mungkin saja musim kering selama 6 bulan tidak menguntungkan bagi ngengat. Sekarang kami berharap musim hujan datang cepat dan kami dapat menemukan beberapa spesies yang bagus. Namun, kami telah melihat beberapa spesimen yang indah, seperti “iblis kecil” pada gambar.
Kupu-kupu, yang aktif pada siang hari, lebih melimpah. Suhu yang hangat membuat mereka sangat aktif dan tidak pernah hinggap lebih dari beberapa detik. Setelah beberapa kali gagal memotret mereka, saya memutuskan untuk menangkap kupu-kupu dengan jaring, menempatkan jaring di atas kepala, dan mengambil 100 foto sekaligus dengan harapan terdapat gambar yang bagus di antaranya. Untungnya, saya mendapatkan beberapa hasil yang bagus. Beberapa spesies berukuran besar—lebih besar dari tanganku! |